SEJARAH
INDONESIA
KERAJAAN
ISLAM KALIMANTAN
(X-TKR.H)
Disusun oleh :
1.
Aji
Nugroho
2.
Akhmad
Fadila
3.
Firdaus
Ali Ma’ruf
4.
M.
Prasetiawan
5.
Widi
Hidayat
SMK
MA’ARIF 1 KEBUMEN
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN
Lembar Pengesahan ini dibuat untuk mengesahkan
makalah yang berjudul “Sejarah Indonesia, Kerajaan Islam Di Kalimantan” yang
kami buat sebagai salah satu bagian dari pembelajaran mengenai sejarah
perkembangan islam.
Di sahkan pada :
Hari :
…………………………….
Tanggal :
…………………………….
Di :
…………………………….
Mengetahui
Kepala SMK
Ma’arif 1 Kebumen
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
penjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah, makalah
yang berjudul “Sejarah Kerajaan-Kerajaan islam di Kalimantan” dapat
terselesaikan sesuai waktu yang disediakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Guru
Pengajar
2. Orang
tua penulis yang mendukung penulis secara moral maupun materiil.
3. Teman-teman
yang telah mendukung terselesaikannya penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya
masukan baik itu saran ataupun kritik yang bersifat membangun, serta bimbingan
lebih lanjut yang sifatnya membangun dari semua pihak demi sempurnanya makalah
ini.
Akhir kata, penulis
mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan baik itu
penulisan maupun penyusunan yang telah penulis lakukan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang...................................................................................... 1
B.
Tujuan
Makalah.................................................................................... 1
C.
Manfaat
makalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Awal mula Kerajaan Islam di Kalimantan............................................ 3
B.
Kerajaan Islam di Kalimantan.............................................................. 4
1. Kesultanan Pasir............................................................................. 4
2. Kesultanan Banjar.......................................................................... 5
3. Kesultanan Kotawaringin............................................................... 6
4. Kesultanan Pontianak..................................................................... 7
5. Kesultanan Sambas......................................................................... 8
6. Kesultanan Kartanegara (kutai)...................................................... 8
7. Kesultanan Berau........................................................................... 9
8. Kesultanan Sambaliung.................................................................. 9
9. Kesultanan Tidung......................................................................... 10
10. Kesultanan Bulungan..................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................... 11
B.
Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada waktu islam
berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit yang beragama
hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden
Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan
Drajat, Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah
agama islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan.
Di Kalimantan awalnya
banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena penyebaran agama
Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah Kalimantan, maka
banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah karena Kerajaan
Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-kerajaan yang
telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri.
Beberapa Kerajaan Islam
yang ada di Kalimantan diantaranya ialah Kesultanan Pasir, Kesultanan Sambas,
Kesultanan Banjar, Kesultanan Kartanegara dan lainnya. Oleh sebab itu hal
inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul Sejarah kerajaan
Islam yang ada di Kalimantan, Khususnya Kalimantan Selatan.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah
ini ialah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh guru pengajar. Selain
itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu serta
pengetahuan tentang sejarah kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan.
C.
Manfaat makalah
Melalui
makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan para
pembaca mengenai Perkembangan Agama islam di Indonesia Terutama
Kerajaan-kerajaan Islam yang ada Di Kalimantan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal Mula
Kerajaan Islam di Kalimantan
Kerajaan Islam di
Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu berperang dengan kerajaan
Islam, tetapi akhirnya kerajaan hindu menyerah diantaranya kerajaan hindu di
Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung Pura. Sebagian rakyat memeluk
agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak di pantai-pantai. Rakyat dayak yang
telah masuk Islam , ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang
kebanyakkan di kuala kapuas, tumpung laung (barito) dan beberapa kampung
melayu, sebenarnya mereka tetap suku dayak , hanya sudah memeluk agama islam.
Pangeran Samudra
(suriansyah) pernah meminta seorang puteri bernama Biang Lawai untuk dijadikan
istri. Biang Lawai, adalah adik Patih Dadar, Patih Muhur, dan mengijin
perkawinan, hanya dengan perjanjian tidak akan di Islamkan. Mula-mula oleh
Pangeran Samudra, disanggupi, tetapi sesudah sampai istana, putri itu
dikabarkan diislamkan. Kabar tersebut sampai kepada Patih Muhur bersaudara,
menimbulkan amarah Patih Rumbih dari Kahayan , Patih Muhur dari Bakumpai
(barito) ilmu gaib, berhasil merampas saudaranya kembali, Biang Lawai,
dari istana sultan dan dibawanya ke Sungai katan.
Pangeran samudra
memerintah balatentaranya untuk mencari perempuan tersebutdipedelaman. Tetapi
karena balatentara patihn muhur sangat hebat, maka mundur lah balatentara
sultan.
Patih muhur dan
patih rumbih mundur dan membuat pertahanandi taliu dikampung tundai. Sesudah
itu mereka mundur lagi membuat pertahanan didanau karam bersebrangan dengan
negeri goha kahayan. Mereka menyebrangi danau tersebut dan dipasang dundang,
bambu yang diruncingkan dibawah jembatans ehingga sewktu-wktu
jembatan tersebut dapat diputuskan jika balatentara sultan lewatatas
jembatan dan luka-luka terkena bambu yang diruncingkan dibawahnya. Perahu-perahu
mereka dapat dirampas oleh patih rumbih ditengelamkan . sekarang tempat
tersebut dinamai berayar yang artinay “berlayar”.
Diantara tempat
pertempuran-pertempuran tersebut dengan bentengnya ialah sungai muhur (barito),
parabingan, (pangkoh) bukit rawi, tewang pajagen, tewah, hulu kaspuas dan
lain-lain.
Tentang tersebarnya
agama islam dari banten kedaerah kalimantan dapat kita baca artikel
kerajaan islam dari banten di karang an R. Muchtadi dalam almanak muhamadyah
1357 H (1938) hlm. 166 dan 169, antara lain ditulis : aliudin sultan banten
bergelar abu mufakir muhamad aliudin, dia beramah tamah dengan kompeni, dan
mendapat kebebasan sisa utang kerajaan banten sebanyak 60.000 ringgit, bekas
menempuh landak (tahun 1698 ditentukan , bahwa landak dan sukadana diserahkan
pada kompeni. Daerah pantai barat kalimantan diperintah oleh sultan abdurahman
yang mendirikan kota pontianak.
Sultan muhamad aliudin
hanya berputera seorang saja dan meninggal ketika masih kanak-kanak tahun1786.
Sultan zainal abidin dari banten memasuki landak, matan. Tahun 1699. Kapal
kompeni /VOC dan 75 pecalang banten berlayar kesukadana diperintahkan oleh
sultan agung (pangeran agung), keponakan sultan banten yang bergelar panebahan.
Sultan landak didibantu
oleh orang bugis dapat merebut kembali daerahnaya . sehingga panebahan dapat
dipukul mundur , dengan keluarganya melarikan diri ke anyer (banten). Landak
dipegaruhi selama 80 tahun (1699-1778).
B.
Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan
Adapun Kerajaan-Kerajaan
Islam yang ada di Kalimantan yaitu :
1.
Kesultanan Pasir
Dahulunya rakyat dayak
pasir, diperintahkan oleh kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri . ada seorang
kepala suku dayak yang sangat berpengaruh , yang bernama tamanggung tokio,
mengusulkan agar didaerah daerah dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu
diminta sultan yang dekat tempat tinggalnya. Mereka telah berangkat
dengan perahu yang penuh bermuatan emas dan perak, yang dianugrahkan
kepada nya kepada raja yang baru , mereka telah pergi ke utara dan selatan,
tetapi tak ada mendapat seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio
sangatlah sedih sampai tidak minum dan makan , kemudian dalam mimpinya ia
melihat seorang tua yang berkata kepadanya:
Untuk mendapat raja,
baiklah engkau pergi kelaut, dan disitu engkau memperoleh sepotong bambu, yang
ruasnya tarapung apung dilaut ambilah bambu itu, dan bungkuslah
dengan sutra kuning, karena didalam bambu itu ada sebutir telur yang harus
dirabun diberi asap dupa, menyan dan garu. Dan dari telur itu nanti akan dilahirkan
seorang raja perempuan.
Pada esokkan harinya
sesudah dia bangun, tamanggung tokio menuruti pesan perempuan dalam mimpinya .
sesudah 3 hari 3 malam telur itu didupakan, maka terbelah dua lah buluh itu dan
dari telur itu pecah pula dan dilahirkan seorang bayi puteriyang cantik jelita.
Anak itu sama sekali tidak mampu menyusu, setelah berusaha dapatlah ia diberi
makanan dengan susu kerbau putih: lambat laun menjadi akil balig.
Puteri inilah yang
diangkat jadi raja *(ratu pasir) , dan waktu ia berumur 15 tahun ia telah
dinikahnkan , tetapi malang sekali ia tidak mendapat keturunan sihingga harus
diceraikan beberapa kali.
Seterusnya sesudah kawin
yang ketujuh kali , belum juga mempunyai anak, kebetulan datang lah seorang
arab dari jawa (gresik), terus dikawin kan dengan sang puteri . orang yang dari
gresik tersebut dicarinya dukun agar membuang sari bambu yang ada pada sang
puteri sehingga bisa melahirkan 2 puteri dan satu putera. Puetri yang tertua
dikawinkan dengan seorang arab yang membawa agama islam dipasir (1600).
Yang putera sesudah ibunda mangkat, mengantikan duduk disingasana. Inilah
cerita ringkas dari raja pasir, yang berasal dari sebutir telur dan bersuamikan
putera arab dari jawa.
2.
Kesultanan Banjar
Kesultanan Banjar atau
Kesultanan Banjarmasin (berdiri 1520, masuk Islam 24 September 1526, dihapuskan
Belanda 11 Juni 1860, pemerintahan darurat/pelarian berakhir 24 Januari 1905)
adalah sebuah kesultanan wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi
Kalimantan Selatan, Indonesia. Kesultanan ini semula beribukota di Banjarmasin
kemudian dipindahkan ke Martapura dan sekitarnya (kabupaten Banjar). Ketika
beribukota di Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.
Ketika ibukotanya masih di Banjarmasin, maka kesultanan ini disebut Kesultanan Banjarmasin. Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yang beribukota di kota Negara, sekarang merupakan ibukota kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan.
Ketika ibukotanya masih di Banjarmasin, maka kesultanan ini disebut Kesultanan Banjarmasin. Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yang beribukota di kota Negara, sekarang merupakan ibukota kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan.
Masjid Sultan Suriansyah Kerajaan
Banjar
3.
Kesultanan Kota Waringin
Kerajaan Kotawaringin
adalah sebuah kerajaan Islam (kepangeranan cabang Kesultanan Banjar) di wilayah
yang menjadi Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini di Kalimantan Tengah yang
menurut catatan istana al-Nursari (terletak di Kotawaringin Lama) didirikan
pada tahun 1615 atau 1530, dan Belanda pertama kali melakukan kontrak dengan
Kotawaringin pada 1637, tahun ini dianggap sebagai tahun berdirinya sesuai
dengan Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar versi I) yang bagian
terakhirnya saja ditulis tahun 1663 dan di antara isinya tentang berdirinya
Kerajaan Kotawaringin pada masa Sultan Mustain Billah. Pada mulanya
Kotawaringin merupakan keadipatian yang dipimpin oleh Dipati Ngganding.
Kerajaan Pagatan (1750).
Kerajaan Pagatan (1775-1908) adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di
wilayah Tanah Kusan atau daerah aliran sungai Kusan, sekarang wilayah ini
termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Wilayah Tanah
Kusan bertetangga dengan wilayah kerajaan Tanah Bumbu (yang terdiri atas
negeri-negeri: Batu Licin, Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan, Tjingal,
Manunggul, Sampanahan).
4. Kesultanan
Pontianak
Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat antara
lain Tanjungpura dan Lawe. Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan Tome
Pires (1512-1551). Tanjungpura dan Lawe menurut berita musafir Portugis sudah
mempunyai kegiatan dalam perdagangan baik dengan Malaka dan Jawa, bahkan kedua
daerah yang diperintah oleh Pate atau mungkin adipati kesemuanya tunduk kepada kerajaan
di Jawa yang diperintah Pati Unus. Tanjungpura dan Lawe (daerah Sukadana)
menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, dan banyak bahan makanan.
Banyak barang dagangan dari Malaka yang dimasukkan ke daerah itu, demikian pula
jenis pakaian dari Bengal dan Keling yang berwarna merah dan hitam dengan harga
yang mahal dan yang murah. Pada abad ke-17 kedua kerajaan itu telah berada di
bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram terutama dalam upaya perluasan
politik dalam menghadapi ekspansi politik VOC.
Demikian pula Kotawaringin yang kini sudah termasuk wilayah
Kalimantan Barat pada masa Kerajaan Banjar juga sudah masuk dalam pengaruh
Mataram, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16. Meskipun kita tidak mengetahui
dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada pemberitaan bahwa sekitar
abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang di
antaranya dating ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al-
Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama
anak buahnya pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah laut
memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal kota
Pontianak. Syarif Idrus kemudian diangkat menjadi pimpinan utama masyarakat di
tempat itu dengan gelar Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus yang kemudian
memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari kayu-kayuan untuk
pertahanan. Sejak itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus dikenal sebagai
Raja Kubu. Daerah itu mengalami kemajuan di bidang perdagangan dan keagamaan,
sehingga banyak para pedagang yang berdatangan dari berbagai negeri.
5.
Kesultanan Sambas
Kesultanan Sambas adalah
kesultanan yang terletak di wilayah pesisir utara Propinsi Kalimantan Barat
atau wilayah barat laut Pulau Borneo (Kalimantan)dengan pusat pemerintahannya
adalah di Kota Sambas sekarang. Kesultanan Sambas adalah penerus dari
kerajaan-kerajaan Sambas sebelumnya. Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau
Borneo atau Kalimantan ini telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M
sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada
masa itu Rajanya mempunyai gelaran "Nek" yaitu salah satunya bernama
Nek Riuh. Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja
yang bernama Tan Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini
Raja Tan Unggal kemudian dikudeta oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan
tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak mau mengangkat Raja lagi. Pada
masa kekosongan pemerintahan di wilayah Sungai Sambas inilah kemudian pada awal
abad ke-16 M (1530 M) datang serombongan besar Bangsawan Jawa (sekitar lebih
dari 500 orang) yang diperkirakan adalah Bangsawan Majapahit yang masih hindu
melarikan diri dari Pulau Jawa (Jawa bagian timur) karena ditumpas oleh pasukan
Kesultanan Demak dibawah Sultan Demak ke-3 yaitu Sultan Trenggono.
6.
Kesultanan Kartanegara
Kesultanan Kutai atau
lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura)
merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji
Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960. Kemudian pada
tahun 2001 kembali eksis di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi oleh
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk melestarikan budaya
dan adat Kutai Keraton. Dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai ditandai dengan
dinobatkannya sang pewaris tahta yakni putera mahkota Aji Pangeran Prabu Anum
Surya Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar
H. Adji Mohamad Salehoeddin II pada tanggal 22 September 2001.
7.
Kesultanan Berau
Kesultanan Berau adalah
sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Kabupaten Berau sekarang ini.
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-14 dengan raja pertama yang memerintah
bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Suryanata Kesuma dan istrinya
bernama Baddit Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahannya
berada di Sungai Lati, Kecamatan Gunung Tabur.[3] Sejarahnya kemudian pada
keturunan ke-13, Kesultanan Berau terpisah menjadi dua yaitu Kesultanan Gunung
Tabur dan Kesultanan Sambaliung.Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië
tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan
Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie,
pada 27 Agustus 1849,
No. 8.
8.
Kesultanan Sambaliung
Kesultanan Sambaliung
adalah kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, dimana Berau dipecah
menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an.
Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan Alimuddin yang lebih dikenal dengan
nama Raja Alam. Raja Alam adalah keturunan dari Baddit Dipattung atau yang
lebih dikenal dengan Aji Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan
generasi ke-9, yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan
ibu. Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran Dipati.
Kemudian, kerajaan Berau diperintah secara bergantian antara keturunan Pangeran
Tua dan Pangeran Dipati (hal inilah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat
yang bahkan kadang-kadang menimbulkan insiden). Raja Alam adalah cucu dari
Sultan Hasanuddin dan cicit dari Pangeran Tua, atau generasi ke-13 dari Aji
Surya Nata Kesuma. Raja Alam adalah sultan pertama di Tanjung Batu Putih, yang
mendirikan ibukota kerajaannya di Tanjung pada tahun 1810. (Tanjung Batu Putih
kemudian menjadi kerajaan Sambaliung).
9.
Kerajaan Tidung
Kerajaan Tidung atau
dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang
memerintah Suku Tidung di utara Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Pulau
Tarakan dan berakhir di Salimbatu.
10. Kesultanan
Bulungan
Kesultanan Bulungan atau
Bulongan adalah kesultanan yang pernah menguasai wilayah pesisir Kabupaten
Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan sekarang.
Kesultanan ini berdiri pada tahun 1731, dengan raja pertama bernama Wira Amir
gelar Amiril Mukminin (1731–1777), dan Raja Kesultanan Bulungan yang terakhir
atau ke-13 adalah Datuk Tiras gelar Sultan Maulana Muhammad Djalalluddin
(1931-1958).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan
terjadi karena Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha dapat ditaklukkan oleh kerajaan Islam
sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya
Kalimantan. Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan
Hindu-Budha yang kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam. Salah satu Pangeran
yang berjasa dalam penyebaran Kerajaan Islam di Kalimantan Ialah Pangeran
samudera. Hal itu terjadi karena pangeran Samudera menikahi seorang Puteri dari
Kerajaan Hindu-Budha yang kemudian diIslamkanoleh Pengeran samudera dan hal itu
mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan mengakibatkan
terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hind-Budha
tersebut.
Adapun Kerajaan-Kerajaan
Islam yang ada di Kalimantan yaitu Kesultanan Pasir, Kesultanan Banjar,
Kesultanan Kota Waringin, Kesultanan Beruk, Kesultanan Pontianak, Kerajaan
Tidung, Kesultanan Sambas, Kesultanan Kertanegara, Kesultanan Sambaliung,
Kesultanan Bulungan.
B. Saran
Setelah beberapa paparan
dan kesimpulan yang dijabarkan, saran yang dapat penulis sampaikan yaitu semoga
dengan mengetahui sejarah perkembangan Islam di Kalimantan kita dapat
menghormati dan menghargai hasil jerih payah mereka dalam menegakkan Islam di
daerah Kalimantan walaupun harus berkorban nyawa dalam memerangi kerajaan
Hindu-Budha yang pernah menguasai daerah-daerah di Kalimantan.
DAFTAR PUSTAKA
Wildian, Anggita. 2014.
Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.http://anggitwildian.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-kerajan-kerajaan-islam-di.html . Diakses tanggal 14
November 2015 pukul 10.00 Wita.
Anonim.
2015. Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.http://www.gurusejarah.com/2015/01/kerajaan-kerajaan-islam-di-kalimantan.html. Diakses tanggal 14
November 2015 pukul 10.00 Wita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar